Bejana Tanah Liat
William seorang penasihat kerajaan yang disegani karena kebijaksanaannya, raja sangat memperhatikan perkataan & nasihatnya. Wajah buruk & tubuhnya yang bongkok membuat putri raja iri & bertanya sambil mengejek: “Jika engkau bijaksana, beritahu aku mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaanNya dalam diri orang yang buruk rupa & bongkok.”
William balik bertanya: “Apakah ayahmu mempunyai anggur?” “Semua orang tahu ayahku mempunyai anggur terbaik, pertanyaan bodoh macam apa itu”, putri raja menyahut sinis. “Di mana ia meletakkannya ?” William bertanya lagi, “yang pasti di dalam bejana tanah liat.” Mendengar itu William tertawa. “Seorang raja yang kaya akan emas & perak seperti ayahmu menggunakan bejana tanah liat?”
Mendengar itu putri raja berlalu meninggalkannya dengan rasa malu, ia segera memerintahkan pelayan memindahkan semua anggur yang ada di istana dari dalam bejana tanah liat ke dalam bejana dari emas & perak.
Suatu hari raja mengadakan jamuan bagi para tamu kerajaan, alangkah kagetnya ia karena anggur yang diminumnya rasanya sangat asam, lalu dengan geram ia memanggil semua pelayan istana yang kemudian menceritakan bahwa anggur yang disuguhkan tadi berasal dari bejana emas & perak atas instruksi putri raja sendiri, lalu raja menegur keras perilaku putrinya itu.
Putri raja berkata kepada William, “Mengapa engkau menipu aku, aku memindahkan semua anggur ke bejana emas tapi hasilnya semua anggur jadi terasa asam.” dengan ringan William menjawab: “sekarang engkau tahu mengapa Tuhan lebih suka menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana, kebijaksanaan itu sama seperti anggur ia hanya cocok dalam bejana dari tanah liat.”
Ketika Tuhan mencari sarana yang ingin dipakaiNya, Ia tidak harus mencari yang terbuat dari emas, tapi cukup dari tanah liat yang sederhana.
Posting Komentar